PELATIHAN PEMBUATAN BANTEN BYAKALA SEBAGAI WAHANA PELESTARIAN BUDAYA HINDU YANG BERLANDASKAN SATYAM, SIWAM, SUNDARAM PADA PENGABDIAN MASYARAKAT DI PURA JAGATNATHA MAYURA
DOI:
https://doi.org/10.31764/jpmb.v5i1.6325Keywords:
training, banten byakala, hindu cultureAbstract
ABSTRAK
Agama Hindu memiliki budaya yang beraneka ragam, salah satunya ialah budaya metetuasan dimana budaya ini adalah salah satu wujud penuangan ekspresi bhakti oleh si pemuja kepada yang dipuja dalam bentuk suatu simbol yang digunakan sebagai media persembahan. Salah satu hasil dari budaya metetuasan ialah dalam bentuk banten pabersihan yang dimana banten ini merupakan banten utama didalam melaksanakan upacara keagamaan khususnya bagi umat Hindu di Bali dan Lombok. Adanya beragam persepsi tentang bentuk dan komponen unsur penyusun suatu banten pabersihan membuat Pinandita Sanggraha Nusantara Koordinator Wilayah Nusa Tenggara Barat berinisiatif melaksanakan kegiatan pengabdian ini agar dapat menyatukan persepsi dikalangan masyarakat tentang inti dari Banten Pabersihan tersebut. Salah satu banten pabersihan yang disosialisasikan dan dipraktekan pada kegiatan pengabdian yang dikemas dalam bentuk pelatihan ini ialah banten Byakala. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan pelatihan “Pembuatan Banten Byakala†ini ialah sebagai wahana pelestarian budaya Hindu yang berlandaskan satyam, siwam, sundaram agar masyarakat tahu arti makna simbolis serta fungsi dari banten byakala tersebut sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan iksa, sakti, desa, kala dan tattwa. Dengan situasi tersebut masyarakat Hindu tidak terbebani dalam melaksanakan praktik keagamaan. Karena yang menjadi sasaran peserta dalam kegiatan pelatihan ini orang dewasa maka pendekatan yang digunakan ialah metode pendidikan orang dewasa sehingga teknis penyampaian materi pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dalam bentuk dialog interaktif dan tanya jawab yang membahas tentang segala permasalahan yang dialami peserta pelatihan terkait sarana Upakara dan kegiatan praktik tentang tetuasan ragam, variasi, sarana upakara atau banten byakala yang merupakan sarana panglukatan dalam upakara pabersihan. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini maka dapat memberikan alternatif solusi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan upacara Panca Yadnya kaitannya dengan banten byakala.
Â
Kata kunci: pelatihan; banten byakala; budaya hindu.
Â
ABSTRACT
Hinduism has a diverse culture, one of which is the metetuas culture where this culture is a form of pouring devotional expressions by the devotee to the worshiped in the form of a symbol that is used as a medium of offering. One of the results of the metetuasan culture is in the form of the paclean offering where this banten is the main offering in carrying out religious ceremonies, especially for Hindus in Bali and Lombok. The existence of various perceptions about the form and components of the constituent elements of a PaCleanan banten made Pinandita Sanggraha Nusantara the West Nusa Tenggara Regional Coordinator to take the initiative to carry out this service activity in order to unite the perception among the public about the essence of the PaCleanan Banten. One of the offerings that are socialized and practiced in service activities that are packaged in the form of this training is the Byakala banten. The purpose of the training activity "Making Banten Byakala" is as a vehicle for the preservation of Hindu culture based on satyam, siwam, sundaram so that people know the symbolic meanings and functions of the byakala banten so that its use can be adjusted by considering iksa, magic, village, kala. and tattwa. With this situation the Hindu community is not burdened in carrying out religious practices. Because the target participants in this training activity are adults, the approach used is the adult education method so that the technical delivery of material in this community service activity is in the form of interactive dialogue and questions and answers that discuss all the problems experienced by training participants related to Upakara facilities and practical activities regarding the variety, variation, ceremony facilities or offerings byakala which are the means of panglukatan in the paCleaning ceremony. With this service activity, it can provide alternative solutions in the order of social life, especially in the implementation of the Panca Yadnya ceremony in relation to the Byakala offering.
 Keywords: training; banten byakala; hindu cultureÂReferences
Ahmad, M. Y., & Tambak, S. (2017). Hubungan Metode Tanya Jawab dengan Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 2(1), 89–110. https://doi.org/10.25299/althariqah.2017.vol2(1).650
Arwati, M. S. (2003). Byakala, Tebasan Durmenggala.
Gunada, I. W. A. (2020). Ajaran Agama Hindu Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis Tradisional Bali. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(1), 158–165. https://doi.org/10.24114/gr.v9i1.18492
Gunada, I. W. A. (2020). Nilai Susila dalam Sloka Hindu untuk Penguatan Pendidikan karakter Bagi Peserta Didik. Media Bina Ilmiah, 14(8), 3035–3054. https://doi.org/10.33758/mbi.v14i8.483
Gunada, I. W. A. (2021). Konsepsi Agama dan Seni Rupa dalam Rurub Kajang Tutuan (Kajian Estetika Hindu). Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 153–162. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1072
Latifah, L. (2013). Metode Diskusi Kelompok Berbasis Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Di SMA. 02.
Sudana, A. I. B. (2001). Indik Bebantenan Lombok. Departemen Agama Kab. Lombok Barat.
Surayin, I. A. P. (2002). Melangkah Ke Arah Persiapan Upakara Upacara Yadnya. Paramita Surabaya.
Yasa, I. M. A. (2021). Optimalisasi Pengabdian Masyarakat Pada Sekolah PAUD Binaan. Selaparang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(2), 179–187. https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i2.4387
Yasa, I. M. A., & Wiasti, N. K. (2021). Pelatihan Pembuatan Sarana Upakara Pabersihan Dalam Pengabdian Masyarakat Pinandita Sanggraha Nusantara Koordinator Wilayah Nusa Tenggara Barat. Selaparang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(2), 291–301. https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i2.4442
Downloads
Published
Issue
Section
License
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.
Selaparang : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.